Jejak Syekh Jangkung Sang Wali Nyentrik

Dibalik nama-nama tokoh spiritual yang  mendiami Kabupaten Pati, ada satu tokoh yang turut andil menyebarkan agama Islam bagi masyarakat setempat. Dia adalah Syekh Jangkungatau Saridin , yang dikenal warga sebagai ulama berkharisma dan ahli Tasawuf sekaligus murid Sunan Kalijaga.

Makam Syekh Jangkung terletak di Desa Landoh, Kecamatan Kayen. Jarak dari kota Pati kira-kira 17 Km kearah selatan menuju Kabupaten Grobogan. Makam ini banyak dikunjungi orang setiap hari Jumat Kliwon dan Jumat Legi.
Fasilitas Makam : Bangunan Pendopo dan bangunan mesjid.
Makam ini ramai dikunjingi wisatawan, lebih-lebih hari Jum at Pahing, penunjung dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera bahkan Malaysia dan Singapura.

Menurut cerita Saridin (Syech Jangkung) dilahirkan di Desa Landoh Kiringan Tayu.Setelah dewasa beliau berkelana di daerah-daerah Pulau Jawa bahkan sampai di Sumatera untuk menyebarkan Agama Islam. Waktu masih hidup beliau wasiat apabila wafat agar dimakamkan di Desa Landoh,Kayen.

Menurut babad tanah jawa dan cerita Tutur tinular yang hingga sekarang masih diyakini kebenarannya oleh masyarakat, Saridin (Syeh Jangkung) di sebut-sebut sebagai putra Sunan Muria dengan istri yang bernama Dewi Samaran. Versi lain menyebutkan bahwa nama asli beliau adalah Raden Syarifudin putra dari Raden Singa Parna (Syeh Syafi'i) bersama ibu Robi'ah Attaji (Sekar Tanjung). Data tersebut terlampir dalam penafsiran Pondok Pesantren yang terletak di sekitar area makam.

Dikomplek Makam Saridin ada beberapa makam :
a. Makam bakul legen yaitu Prayoguna dan Bakirah.
b. Makam isteri-isterinya yaitu RA Retno Jinoli dan RA Pandan Arum.

Babad tanah jawa menuturkan bahwa pengasuh Saridin sejak kecil adalah Ki Ageng Kiringan, akan tetapi versi lain menyebutkan, Saridin diasuh Ki Ag Kiringan itu kurang benar sebab Ki Ag. Kiringan hidup pada masa Pakubuwono II + 1700 sedangkan Saridin wafat tahun 1563 tepatnya tgl 15 rajab. dan mereka memprediksi, kemungkinan besar pengasuh saridin adalah Ki Ag. Dharmoyono (Ki gede Miyono atau Ki Anut). Karena berdasarkan penelitian dan penemuan benda-benda bersejarah di sekitar makam Ki Anut lebih mendekati kebenaran.

Siapakah Ki Ag. Dharmoyono atau Ki gede Miyono itu?

Ki Ageng Dharmoyono (Ki Gede Miyono) adalah seorang pendatang, dari Tuban Jawa Timur, datang ke Miyono, pada waktu itu disebut Desa Tohyaning. Beliau merupakan cucu dari R. Ahmad Sahur Bupati Wilotikto Tuban, dan ibunya Dewi Sari (Sarifah) adik kandung Raden Sahid (Sunan Kalijaga). Ayah Ki Ageng Dharmoyono adalah bernama Empu Supo (Supo Madu Rangin), Kakeknya bernama Empu Supondriyo (Dharmokusumo) bin Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri).

 Siapa Mboke Momok itu ?

Di dalam cerita memang tidak disebutkan siapa nama mboke Momok, namun bila kita melihat di sekitar area makam saridin yang menyebutkan bahwa disana terdapat beberapa makam istri-istri saridin (Syeh Jangkung) diantaranya:
RA. Retno Jinoli dan RA. Pandan Arum. Maka kemungkinan besar yang disebut mboke momok adalah RA. Pandan Arum.

No comments:

Post a Comment

Pages