Kesenian Jawa Ludruk




Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik.

Dialog/monolog dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa, menggunakan bahasa khas Surabaya, meski terkadang ada bintang tamu dari daerah lain seperti Jombang, Malang, Madura, Madiun dengan logat yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah diserap oleh kalangan non intelek.

Cerita yang di perankan dalam pementasan seni drama Ludruk ini mengangkat tema bebas, layaknya sebuah drama, seni ini diperankan diatas sebuah panggung. Saya masih ingat ketika masih di Jawa Timur, Ludruk masih sering diperankan dalam acara-acara seperti pernikahan dan acara 17 agustus sebagai perayaan dan hiburan bagi rakyat setempat.

Dialog dalam ludruk inipun menggunakan bahasa khas Surabaya misalnya sebagai nama panggilan grup seni ludruk menggunakan “Cak” atau “Yu”. Unik memang, selain itu juga drama ini berisi lawakan-lawakan segar namun selalu ada pesan yang terkandung didalamnya.

Drama Tradisional ini juga biasanya menampilakan tari remo sebelum dialog drama dimulai. Tari Remo sendiri adalah tari yang memang ditampilkan sebelum pertunjukan Ludruk. Namun sekarang, Tari Remo sering di peragakan terpisah sebagai tari sambutan atas tamu kenegaraan. Namun tak jarang juga Tari Remo ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah sebagai symbol dan ciri Khas Jawa Timur.

Tari yang sebenarnya menceritakan tentang sebuah perjuangan ini sering ditarikan oleh penari perempuan. Perpaduan Ludruk dan Tari Remo dalam sebuah pertunjukan adalah perpaduan budaya yang sangat mengagumkan. Tidak banyak yang tahu tentang kesenian ini karena dunia dan kemodernan jaman menggeser budaya kekayaan Indonesia.

Dengan suara gamelan dan tak ketinggalan suara sinden yang merdu melantunkan tembang-tembang jawa semakin menambah keapikan pertunjukan sebuah Ludruk. Mungkin anda penasaran dengan pertunjukan drama tradisional ini. Yang jelas, lawakan dalam pertunjukan ini berbeda dengan acara di televisi-televisi swasta sekarang.

Dari busana yang digunakan oleh semua pemainnya, kebanyakan mereka menggunakan kebaya, dan yang laki-laki menggunakan baju garis-garis ala Madura dengan blangkon dikepalanya. atau mereka juga sering memakai busana sesuai dengan peran mereka masing-masing. Pertunjukan Ludruk ini berlangsung selama 1,5 sampai 2 jam, dan herannya mereka tak pernah kehabisan bahan lawakan untuk diperankan.

Indonesia adalah negeri yang memiliki banyak kesenian juga budaya, namun semua itu hampir terlupakan. Terutama bagi pemuda-pemuda yang lebih banyak menyukai pertunjukan dari luar negeri dari pada negeri sendiri. Mereka menganggap budaya Indonesia adalah suatu hal yang kuno, padahal, mereka salah besar menilai sebuah budaya. Kenali, maka kita akan mencintai.

No comments:

Post a Comment

Pages