Monumen Kresek Saksi Bisu Kekejaman PKI Madiun

Monumen Kresek, Saksi Bisu Kekejaman PKI di Madiun



Monumen Kresek, adalah monumen bersejarah yang merupakan peninggalan dan sebagai saksi atas Peristiwa Madiun. Lokasi peninggalan sejarah dengan luas 2 hektar ini, berada 8 km ke arah timur dari kota Madiun dan terdiri dari monumen dan relief peninggalan sejarah tentang keganasan PKI pada tahun 1948 di Madiun.

Lokasi ini merupakan saksi bisu didalam ganasnya para anggota PKI, dimana pada waktu itu para anggota TNI dan pamong desa dibantai dan disiksa dengan biadab oleh PKI pada tahun 1948. Kolonel Marhadi adalah prajurit TNI berpangkat tertinggi yang gugur dalam pertempuran desa Kresek, namanya lalu diabadikan menjadi salah satu nama jalan di kota Madiun dan didirikan pula patungnya di alun-alun kota Madiun sebagai bentuk penghormatan.



Memasuki kawasan ini, kita akan melihat sebuah dinding sepanjang dua meter yang bertuliskan nama-nama (lengkap dengan jabatannya kala itu) korban keganasan PKI yang berjumlah 17 orang, lengkap dengan patung mayat-mayat bergelimpangan disampingnya. Hal ini tentu saja dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat atau pengunjung khususnya tentang betapa kejamnya PKI yang telah membantai 17 orang tersebut. Namun kalau pemerintah mau konsisten, pemerintah (orde baru) sebenarnya juga harus membangun dinding yang mungkin panjangnya akan mencapai ratusan meter untuk menuliskan nama-nama ribuan simpatisan PKI (banyak dari mereka yang sebenarnya tidak tahu apa-apa) yang juga menjadi korban keganasan tentara dan rakyat yang anti-komunis, lengkap dengan tanah puluhan meter persegi untuk membangun replika mayat-mayat yang berserakan. 



Di dekat dinding tersebut, terdapat sebuah pendapa berukuran sekitar enam kali dua meter persegi dengan lantai keramik warna hitam. Dari sinilah kita bisa melihat dengan jelas dua kelompok patung utama di monumen ini. Dua patung tersebut dibangun di atas tebing dan dapat dicapai dengan menaiki tangga yang tidak terlalu tinggi namun cukup luas. Patung yang pertama berupa enam orang anak yang sedang berdiri, lewat bahasa tubuh dan raut muka, keenam anak ini digambarkan sedang sangat ceria dengan senyum yeng tersungging di bibir polosnya. Tepat di bawah sebelah kanan patung ini terdapat sebuah kolam yang cukup luas namun terlihat tak terawat.



Di sebelah kiri patung enam anak ini terdapat tangga yang menuju ke puncak tebing. Di sinilah terdapat patung besar yang kuanggap paling provokatif dan paling banyak mengandung pesan. Patung ini menggambarkan adegan seorang pria bertubuh besar, kumis tebal, dan bermuka bengis sedang mengayunkan pedangnya ke leher seorang tua yang sedang berlutut. Orang tua ini terlihat mengenakan sarung, surban dan kopyah. Patung ini jelas sekali ingin menunjukkan bagaimana seorang pemuka agama (Islam) yang akan dipancung dengan kejinya oleh seorang gembong PKI berwajah garang. Adegan ini berkaitan erat dengan isu pembunuhan pimpinan-pimpinan pondok pesantren oleh kelompok PKI karena tidak mau mendukung ideologi komunis yang diusungnya. .

Bila kita mengingat kembali pelajaran Sekolah Dasar (SD), kata Madiun sudah mematri dibenak fikiran kita sebagai tempat pemberontakan PKI. Tidak salah pilihan anda jika ingin mengingat kembali sejarah tersebut untuk berkunjung ke Monumen Kresek, atau juga disebut sebagai Munumen PKI untuk melihat secara jelas sisa-sisa sejarah yang ditinggalkan.(Berbagai Sumber)

No comments:

Post a Comment

Pages