Jeihan Sukmantoro Maestro Lukis Senior


Pelukis Jeihan Sukmantoro lahir di Solo - Jawa Tengah, pada tanggal 26 September 1938. Ia adalah seorang pelukis terkenal Indonesia, corak gaya lukisanya berkarakter figuratif yang khas, hampir setiap obyek manusia di dalam lukisanya adalah figur dengan mata hitam pekat, dengan warna-warna datar dan sederhana.

Secara filosofis, seolah Jeihan memadukan alam mistik timur dengan alam analitis barat. Karyanya yang diam kukuh mencitrakan suasana meditatif. Lebih dari 50 event pameran tunggalnya sudah diselenggarakan di berbagai kota dalam dan luar negeri. Selain pameran tunggal, Jeihan juga berpameran bersama para pelukis Indonesia lainnya di berbagai tempat.
Berlatar belakang pendidikan ITB, telah memotivasi Jeihan pada sikap pribadi yang amat konsisten dan disiplin dalam mendedikasikan hidupnya pada bidang seni khususnya seni lukisan. Terbukti dengan karya-karya lukisan bernilai seni tinggi yang memiliki makna filosofis dalam, yang tergali dari setiap imajinasinya.

"Nuriah" by Jeihan Sukmantoro, Size: 70cm X 70cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1999


"Sandra" by Jeihan Sukmantoro, Size: 70cm X 70cm, Medium: Oil on canvas, Year: 2009



"Mimin" by Jeihan, Size: 70cm x 70cm, Medium: oil on canvas, Year: 1991

"Nyai" by Jeihan, Medium: oil on canvas, Size: 90cm x 95cm, Year: 1981

Jeihan Sukmantoro, seorang maestro lukis senior bersahaja yang selalu menjalani hidupnya dengan seni. Karena seni menurutnya adalah etika dan estetika, sehingga jika seni terlepas dari hidup manusia, maka yang ada merupakan kebiadaban, bukan peradaban. Jeihan yang lama menderita gagal ginjal hingga akhirnya melakukan cangkok ginjal beberapa tahun ini juga selalu berusaha hidup mandiri tanpa mau menyusahkan anak-anaknya. Segala perjalanan hidupnya yang pernah mengalami masa sulit tidak disesalinya, melainkan selalu disyukuri pada Tuhan. Kearifan hidup semacam itulah yang selalu diteruskan Jeihan kepada tiga orang anaknya serta tergali dalam tiap makna karyanya seperti yang dikatakannya,“Lihatlah anak-anak saya. Dari situ terlihat bagaimana orang tuanya. Dan jika ingin kenal saya, maka lihatlah lukisan saya, karena lukisan merupakan anak kandung yang sah dari pemikiran seni.”

No comments:

Post a Comment

Pages