Penciptaan Alam Semesta Versi Suku Aztec

Aztec digunakan untuk merujuk suku-suku yang berasal dari wilayah Meksiko tengah.
Istilah ini juga digunakan untuk mengidentifikasi tujuh suku Chichimec dan semua penduduk yang tinggal di kota kuno Tenochititlan.
Budaya Aztec didiga berasal dari wilayah sekitar Arizona, Nevada, New Mexico, dan Colorado.
Peradaban Aztec dikenal maju karena kemampuan mereka membangun kota dengan detail yang rumit.
Orang Aztec dikenal memuja banyak dewa dan dewi. Menurut kepercayaan mereka, setiap dewa mewakili aspek kehidupan yang berbeda.

Suku Aztec memiliki mitologi sendiri perihal asal mula penciptaan alam semesta. Seiring waktu, mitos penciptaan ini semakin banyak memiliki variasi.
Pada dasarnya, mitos penciptaan Aztec berkisar dari siklus kelahiran, diikuti oleh kematian, dan kemudian kelahiran kembali.
Orang Aztec percaya pada awalnya terdapat lima dunia yang berbeda. Dunia-dunia ini saling berlawanan sehingga mereka harus bersatu layaknya penyatuan laki-laki dan perempuan untuk kemudian melahirkan anak.

Suku Aztec percaya akan pentingnya orientasi arah sehingga mereka memiliki empat dewa penting, Huitzilopochtli, Tezcatlipoca, Xipe Totec, dan Quetzalcoatl.
Keempat dewa tersebut mewakili utara, selatan, timur, dan barat yang kemudian bersatu untuk menciptakan air dan dewa lain.
Gabungan dewa tersebut juga menciptakan setan laut yang dikenal sebagai Cipactli yang diyakini menjadi sumber utama dari kosmos.

Para dewa lantas menyadari bahwa semua hal yang mereka ciptkan ini mungkin akan diganggu oleh setan laut.
Jadi, mereka memutuskan untuk menyerang Cipactli untuk kemudian mengalahkannya dan menariknya dalam empat arah yang berbeda.
Cipactli akhirnya dihancurkan tetapi saat pertarungan, kaki Tezcatlipoca tercabik.
Mitos menyatakan bahwa alam semesta diciptakan dari setan laut ini dengan bumi berada di bagian tengah.
Matahari muncul melalui pengorbanan dewa Tezcatlipoca. Matahari ini memberikan sumber energi baru.
Sementara itu, terjadi perkelahian antara Quetzalcoatl dan Tezcatlipoca yang mengakibatkan kehancuran matahari.
Akibatnya, Tezcatlipoca menjadi marah. Sementara itu, akhirnya Quetzalcoatl memutuskan untuk menjadi matahari.

Di waktu itulah manusia mulai muncul di bumi atau berbarengan dengan penciptaan matahari kedua.
Namun, Tezcatlipoca merubah sebagian manusia menjadi monyet yang menyebabkan Quetzalcoatl marah dan kemudian meniup mereka pergi dengan bantuan angin topan.
Lalu datanglah keberadaan matahari ketiga yang diambil alih oleh Tlaloc.
Namun, Tezcatlipoca membuat masalah dan menyebabkan Tlaloc marah. Kemarahan ini akhirnya mengakibatkan kehancuran Tlaloc sendiri.

Setelah kehancuran matahari keempat, cerita Aztec menyebutkan bahwa adik perempuan Tlaloc segera menjadi matahari berikutnya.
Hal ini membuat marah Quetzalcoatl dan Tezcatlipoca. Adik Tlaloc akhirnya bisa dihancurkan namun dengan diiringi air yang tercurah deras dari langit sehingga mengakibatkan banjir besar.
Akhirnya para dewa bekerja sama untuk menciptakan matahari baru. Ini adalah ketika Tecciztecatl ingin menjadi matahari tetapi dewa yang lain lebih memilih Nanahuatzin.
Ketika sebuah perapian dibuat, Nanahuatzin melompat ke dalamnya diikuti oleh Tecciztecatl yang marah. Tiba-tiba, dua matahari muncul di cakrawala bagian timur.
Seorang dewa lantas melemparkan kelinci ke matahari yang bersinar lebih terang untuk mengurangi kecerahannya.

Namun matahari tersebut malah berubah menjadi bulan. Sementara itu, Nanahuatzin yang menjadi matahari tersisa selalu membutuhkan energi karena ia tidak bersinar cukup terang.
Para dewa kemudian memberikan darah mereka untuk Nanahuatzin sebagai sumber energi.
Tradisi ini lantas dilanjutkan oleh orang Aztec dengan mempersembahkan korban manusia kepada matahari agar selalu bersinar

No comments:

Post a Comment

Pages