Tanduk Majeng atau Tondu’ Majâng ( "Nikmatnya mencari ikan") adalah sebuah lagu daerah penduduk Madura yang menceritakan kehidupan masyarakat Madura sebagai nelayan. Kehidupan sebagai nelayan sangat keras karena harus menghadapi bahaya di laut (atemmo bhabhâjâ), mempertaruhkan nyawa (bhândhâ nyabâ), hidup berbantal ombak dan berselimut angin (abhantal omba’ sapo’ angèn), untuk menghidupi keluarga
Dibawah ini lirik dari lagu daerah Madura Tanduk Majeng.
Ngapote Wak Lajereh etangaleh,
Reng Majeng Tantona lah pade mole
Mon e tengguh Deri abid pajelennah,
Mase benyak’ah onggu le ollenah
Duuh mon ajelling Odiknah oreng majengan,
Abental ombek Asapok angin salanjenggah
Ole…olang, Paraonah alajereh,
Ole…olang, Alajereh ka Madureh
Arti Lagu Tanduk Majeng:
(layar) putihnya mulai kelihatan,
Orang nelayan (pencari ikan) tentulah sudah pada pulang
Kalau (dilihat) dari lamanya perjalanan,
Tentu hasil ikannya sangat banyak …
Duuh kalau dilihat hidupnya orang pencari ikan,
Berbantal ombak berselimut angin selamanya (sepanjang malam)
Ole… olang, perahunya mau berlayar, Ole… olang, berlayar ke madura
Secara filosofis, lagu ini merupakan kiasan yang bermakna bahwa perjuangan orang Madura yang mayoritas nelayan, terus berjuang menangkap ikan untuk menghidupi keluarga mereka meskipun nyawa taruhannya. Lagu ini menggambarkan betapa gembiranya keluarga nelayan setelah melihat layar putih dari kejauhan, pastinya itu keluarga mereka yang telah pergi berhari–hari dan kini pulang membawa ikan segar
No comments:
Post a Comment